Jumat, 25 November 2011

Ibu dan kErjA


Ibu dan kErjA

oleh Mariagoretti Tata Martono pada 26 November 2011 jam 13:16

Ibu dan dunia kerja adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Setiap orang hidup di dunia ini pasti bekerja, siapapun itu

Apapun bentuk pekerjaannya, yang pasti mulai dari bayi sampai detik akhir hayatnya, manusia melakukan pekerjaan.

Baik untuk dirinya sendiri, maupun yang bersifat sosial

Seorang bayi yang haus, dia akan melakukan "pekerjaan" manangis agar mendapatkan susu dari ibunya.

Semakin bertambah usia, maka sifat pekerjaan tadi semakin meluas dan memberikan manfaat sosial bagi lingkungan di sekitarnya.

Namun.... Orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan bekerja adalah segala upaya yang bersifat profit atau mendatangkan uang. Padahal selain motif ekonomi, motivasi kerja sendiri sangat beragam. Mulai dari prestise, aktualisasi diri sampai mengisi waktu luang.

Kalau makna kerja hanyalah mencari uang, maka alangkah kasihannya para ibu rumah tangga yang waktunya selama 24 jam hanya habis untuk mengurus dan mendidik anak dan rumah. Sungguh pekerjaan yang tidak ada habisnya dan tidak terkira upahnya.

Ada ungkapan yang agak menggelikan dari kaum feminis, tapi itulah kenyataan yang terjadi. Bahwa : "pekerjaan seorang ibu rumah tangga dan istri dimulai dari sebelum matahari terbit, sampai mata suami terbenam"

Ungkapan ini timbul karena pekerjaan seorang ibu rumah tangga memang tak pernah habis. Kalau mau dituruti, 24 jam juga tidak pernah cukup.Coba bayangkan, setelah dia selesai mencuci, nanti ada lagi baju kotor. Sudah selesai menyapu dan mengepel, ya nanti kotor lagi. Tidak habis-habisnya.

Ironinya semua itu terkadang tidak ada penghargaan, justru malah tuntutan semakin tinggi. Apalagi ditambah dengan adanya pertanyaan ,"mama ngapain aja di rumah?". Waduhs.... emosi ya rasanya.

Bagaimana halnya dengan ibu-ibu yang diharuskan membantu mencari nafkah tambahan bagi keluarganya.

Seorang perempuan yang bekerja mencari nafkah, sesungguhnya dia memainkan peranan penting yang sangat banyak. Bayangkan, selain berperan sebagai karyawati di kantor, di rumah dia juga harus memainkan peran sebagai ibu, sebagai istri, sebagai guru,sebagai sahabat, sebagai psikolog, sebagai akunting, seorang profesor, bahkan seorang pembantu bagi anak dan suaminya, dan lebih banyak lagi peran yang harus dimainkannya.

Tapi sadarkah kita?

Karena kondisi seperti ini sudah biasa dan lumrah terjadi, maka mungkin kita tidak peka lagi akan "pekerjaan ibu".

Saya pernah dengar lagu, yang syairnya berbunyi :"aku bukan wonderwoman-mu...."dst..

Menurut saya, lebih tepatnya (maaf) lagu itu berbunyi ,"aku memang superwoman - mu...."

Bedanya dengan superman hanyalah, para ibu tidak bisa terbang dan (maaf sekali- cd nya di dalam..sorry, just a little joke -), selebihnya sama.

Sungguh, ibu dan pekerjaannya membutuhkan tingkat kesabaran, keikhlasan,kecermatan, kejeniusan, ketrampilan dan keunikan yang lebih luas dari samudera.

Jadi, benar kata orang bahwa "kasih ibu sepanjang jalan"

Seorang ibu sejati tak pernah menuntut. Upah yang tak ternilai bagi seorang ibu adalah jika melihat mereka yang dicintainya menjadi bahagia. Meskipun harus menerima seribu pedang tertancap di hatinya..

WAhai kau perempuan.. bisakah kita?

Ibu - Iwan Fals

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh

Lewati rintang untuk aku anakmu

Ibuku sayang masih terus berjalan

Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah

Seperti udara kasih yang engkau berikan

Tak mampu ku membalas...

Ibu

Ibu

Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu

Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu

Lalu do'a-do'a baluri sekujur tubuhku

Dengan apa membalas...

Ibu

Ibu